Saturday, January 19, 2008

Cinta Si Jelek.



Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua.
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...

Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.**

Dipetik dr multiply.com

lebihkan MENJADI daripada MENCARI



"menjadi atau mencari?? " antara ungkapan persoalan ustaz dalam pengisiannya.. ungkapan yang sebenarnya merupakan refleksi terhadap diri kita sendiri..

pembentukan atau pembinaan baitul muslim merupakan topik yang seringkali didengari di sini.. hal perkahwinan merupakan seolah2 isu besar bagi pelajar2 luar negara.. baik senior 5th year mahupun junior 1st year.. perkara tersebut dari satu sudut, merupakan perkara yang baik, tapi daripada beberapa sudut yang lain.. masih perlu dipertimbangkan..

tidak dinafikan, setiap manusia yang normal itu, punya rasa untuk disayangi.. kita punya keinginan untuk berkeluarga.. namun, baitul muslim yang hendak dibina bukanlah satu perkara mudah untuk ditempuhi.. ianya merupakan satu proses pentarbiyahan yang mana kalau salah gayanya, buruk padahnya..

keluarga muslim membantu kepada perkembangan masyarakat muslim, seterusnya negara dan dunia.. bukan proses yang mudah, dan bukan juga perkara ringan yang boleh diambil mudah..

tapi, itu tidaklah bermakna kita harus menolak pembentukan baitul muslim atas dasar takutkan tanggungjawab yang berat.. ini kerana, perkahwinan adalah satu keperluan bagi manusia untuk mengembangkan zuriat..dan ianya adalah salah satu daripada sunnah nabi Muhammad s.a.w.. namun, 'masjid yang dibina' haruslah berlandaskan aqidah, bukan nafsu semata2..

nabi telah mengajar, dalam hadithnya, yang mana dikahwini wanita itu kerana empat perkara.. hadith yang begitu popular di kalangan kita.. terdapat 4 kriteria yang disebut oleh Baginda Rasulullah s.a.w.. harta, keturunan, paras rupa dan agama.. dan agamalah yang mengatasi 3 kriteria yang lain..

ana rasa tak perlulah hadith tersebut diulas dan dikupas dengan lebih panjang.. kerna antum pastinya sudah fasih dengannya.. tapi apa yang ingin ana tekankan adalah, hadith ini bukan khas buat muslimin tatkala mencari calon isteri sahaja, tetapi juga ditujukan buat muslimat tatkala mencari calon suami..

namun, kita terlalu asyik MENCARI yang 'soleh' mahupun yang 'solehah' sehinggakan kita terlupa.. kita terlupa bahawa kita sendiri yang sebenarnya perlu MENJADI seorang yang 'soleh' mahupun yang 'solehah'.. bukankah ada pepatah yang berbunyi

"usah impikan suami seperti 'Ali andai dirimu tidak sehebat Fatimah az-zahra" dan

"usah impikan isteri sehebat saidatina khadijah andai dirimu tidak seperti Rasulullah s.a.w"..

ditambah pula dengan ayat al-qur'an.. "at-thayyibatu litthayyibina wat thayyibuna litthayyibat" [wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik]...

jelas.. fokus yang lebih utama adalah untuk menjadi seorang yang soleh dan solehah.. usah risaukan bakal suami atau isteri yang soleh, kerna itu pasti menyusul kemudian.. yang penting adalah tindakan me'muslih'kan diri kita..

usaha 'mencari' adalah usaha yang sia-sia andaiii, tidak diiringi dengan usaha 'menjadi'..

ana seringkali ditanya " dah bersedia untuk berumahtangga??".. jawapan tipikal yang sering ana beri " masih belum ada calon lahh akakk~".. tapi jauh di sudut hati, sehingga sekarang ana sendiri tidak tahu jawapannya.. masalah tiada calon lagi adalah halangan utama buat masa sekarang.. tapi, itu bukan perkara pokok.. tahap bersedianya diri ini untuk mendirikan baitul muslim adalah satu perkara yang lebih dirisaukan.. takut diri belum cukup solehah..

tapi ana yaqin, andai masanya telah tiba, pasti Allah akan permudahkan segalanya.. buat masa sekarang, hanya Doa dipohon agar hati ini sentiasa ikhlas beribadah hanya kerana Allah.. bukan beribadah semata-mata kerana mengharapkan suami yang soleh sebagai balasan..

oleh itu sahabat2, berhati-hatilah dalam membuat keputusan mendirikan rumah tangga, kerna nasib ummat masa hadapan, terletak pada tangan kita yang bakal mendidik anak2 serta keluarga.. corak apa yang bakal kita lakarkan pada dada mereka? seorang yang taat dan bertaqwa, atau sebaliknya.. renung2kan..

sama2lah kita mengejar untuk 'MENJADI' disamping berusaha dalam 'MENCARI'..

wallahu'alam..

Aku hanya insan biasa..


Aku hanya insan biasa..


Kenapa?? Kenapa begitu sekali engkau menghina aku??.. aku tahu, aku hanya insan biasa.. yang tidak punya kehebatan apa2.. aku tahu, aku masih merangkak di dalam dunia cara hidup yang sebenar, tapi itukah herdikan engkau buat aku??.. hati ini cukup terasa dengan kata2 itu.. pedih menusuk kalbu.. menjadikan aku pilu.. pilu kerna terasa hina setelah dihina..

Ya, benar.. memang aku jahil akan baris2 huruf perkataan arab.. aku bukannya mengaji di mesir seperti kalian.. tidak pula berkesempatan menuntut di sekolah agama.. tapi itu tidak menghentikan aku untuk terus mendalami bahasa al-qur’an.. tapi mengapa aku dihina begitu sekali pabila tidak memahami ayat2 yang engkau ajukan??.. aku sedar aku tidak pandai berbahasa arab.. tapi itu tidak pernah bermakna aku tidak berusaha belajar.. tapi kenapa?? Kenapa aku dihina apabila tidak mampu menguasai bahasa itu?.. biarlah.. aku pasrah.. kerna aku tahu, hanya Engkau yang tahu sejauh mana aku berusaha..

“ mengorat lelaki di sana sini”.. astaghfirullah.. kenapa aku difitnah begitu sekali?? Apa salah aku??.. demi Allah, aku tak pernah berbuat demikian.. dan aku tidak pernah berniat demikian.. tapi kenapa aku dituduh sedemikian rupa?? Tenanglah wahai hati.. sesungguhnya engkau lebih mengetaui apa yang telah engkau amalkan..

‘Solat tidak pada awal waktu, tapi nak mengaku muslimat sejati!’.. tohmahan demi tohmahan aku terima dengan redha.. aku tak mengerti apakah tanda semua tuduhan ini.. Mungkin Dia ingin memperingati aku.. mungkin juga Dia ingin menguji kesabaranku.. hati mana tak pedih bila dituduh macam2.. hati mana tak pilu bila terpaksa menelan sesuatu yang pahit..

Sabarlah, sabarlah wahai hati.. sabarlah engkau sehingga sabar itu tahu engkau sedang bersabar...

p/s: moral of the story: mudah untuk melafazkan kesabaran tapi bukan mudah untuk diamalkan.. tohmahan dan kejian serta kritikan bakal menguji kesabaran kita semua.. ni baru sedikit.. masih banyak lagi menanti dalam perjuangan.. mudah2an kita tergolong dalam golongan mereka yang sabar…insyaallah..

khas buat si pemarah



Ada seorang pemuda yang sangat pemarah. Dia tidak dapat mengawal kemarahannya walaupun ianya hanya satu masalah kecil sahaja. Pada suatu hari, bapanya telah menghadiahkannya dengan seguni paku.Untuk apakah paku-paku ini ayah?" tanya pemuda tersebut. Setiap kali kamu marah, kamu pakulah tembok batu di hadapan rumah kita ini, bagi melepaskan kemarahan mu" jawab ayahnya. Pada hari yang
pertama sahaja, pemuda itu telah memaku sebanyak 37 batang paku pada tembok
tersebut jumlah paku yang digunakan juga berkurangan. Dia mendapati, adalah lebih mudah mengawal kemarahannya dari memukul paku menembusi tembok batu tersebut. Akhirnya tibalah pada suatu hari, dimana pemuda tersebut tidak marah, walau sekali pun. Dia pun memberitahu ayahnya mengenai perkara tersebut dengan gembira.
Bapanya mengucapkan tahniah dan menyuruh dia mencabut kembali paku itu
satu persatu, pada setiap hari yang ia lalui tanpa kemarahan.Hari berganti hari, dan akhirnya dia berjaya mencabut kesemua paku-paku tersebut. Pemuda tersebut lantas memberitahu perkara tersebut kepada bapanya dengan bangganya.
Bapanya lantas memimpin tangannya ke tembok tersebut dan berkata "Kau
telah melakukannya dengan baik, anakku, tetapi lihatlah kesan lubang-lubang
di tembok batu tersebut, tembok itu tidak akan kelihatan sama lagi seperti
sebelumnya. Bila kau menyatakan sesuatu atau melakukan sesuatu ketika
marah, ianya akan meninggalkan kesan parut dan luka, sama seperti ini.
Kauboleh menikam seseorang dengan pisau dan membunuhnya. Tetapi ingatlah,
tak kesah berapa kali kau memohon maaf dan menyesal atas perbuatam mu,
namun
lukanya masih tetap ada. Luka di hati adalah lebih pedih dari luka
fizikal.

Sahabat adalah permata yang sukar dicari.Mereka membuatkan kamu ketawa dan menggalakan mu ke arah kejayaan.
Sahabat juga adalah seorang pendengar, berkongsi suka dan duka dan sentiasa membuka hatinya kepada kita. Maafkan saya sekiranya saya pernah meninggalkan kesan berlubang di dinding hati anda.

Monday, January 14, 2008

Cinta Sejati kepada Rasulullah

Seorang hamba sahaya bernama Tsauban amat menyayangi dan merindui Nabi Muhammad saw. Sehari tidak berjumpa Nabi, dia rasakan seperti setahun. Kalau boleh dia hendak bersama Nabi setiap masa. Jika tidak bertemu Rasulullah, dia amat berasa sedih, murung dan seringkali menangis. Rasulullah juga demikian terhadap Tsauban. Baginda mengetahui betapa hebatnya kasihsayang Tsauban terhadap dirinya.

Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah saw. Katanya "Ya Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit, tapi saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika dapat bertemu, barulah hatiku tenang dan bergembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati saya bertambah cemas, takut-takut tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi, manakala saya belum tentu kemungkinan di syurga paling bawah atau paling membimbangkan tidak dimasukkan ke dalam syurga langsung. Ketika itu saya tentu tidak bersua muka denganmu lagi."

Mendengar kata Tsauban, baginda amat terharu. Namun baginda tidak
dapat berbuat apa-apa kerana itu urusan Allah. Setelah peristiwa itu,
turunlah wahyu kepada Rasulullah saw, bermaksud "Barangsiapa yang
taat kepada Allah dan RasulNya, maka mereka itu nanti akan bersama
mereka yang diberi nikmat oleh Allah iaitu para nabi, syuhada, orang-
orang soleh dan mereka yang sebaik-baik teman."
Mendengarkan jaminan Allah ini, Tsauban menjadi gembira semula. .

Tauladan dari kisah ini:

Cinta kepada Rasulullah adalah cinta sejati yang berlandaskan keimanan yang tulen
Mencintai Rasul bermakna mencintai Allah Kita bersama siapa yang kita sayangi. Jika di dunia sayangkan nabi,insyallah kita bersama nabi di akhirat nanti.
Hati yang dalam kecintaan terhadap seseorang akan merasa rindu yang teramat sangat jika tidak bertemu .
Pasangan sahabat yang berjumpa dan berpisah kerana Allah semata-mata
akan mendapat naungan Arasy di hari akhirat kelak Rasulullah amat mengetahui mana-mana umatnya yang mencintai baginda,meskipun baginda sudah wafat.
Rasulullah memberi syafaat kepada sesiapa di antara umatnya yang mengasihi baginda.
Sebaik-baik sahabat ialah mereka yang berkawan di atas landasan keagamaan dan semata-mata kerana Allah.